mrs Kiki Aditya

living Slowly Simply and Happily


Hanya Singgah

Published by

on

Kamu, Kita dan Aku semua sesungguhnya hanya singgah sementara di tempat ini. Tempat yang kita sebut dengan dunia dan seisinya hanyalah fana. Lalu mengapa rasa memiliki kita terlalu tinggi atas hal-hal yang suatu saat dapat Ia ambil kembali? Bayangkan anda dipinjamkan sesuatu, lalu jika anda mengklaim sebagai hak milik, bukankah amat memalukan? Rela tidak rela, suka tidak suka, kita hanya ‘dititipkan’ bukan ‘diberi’ maka jagalah titipan itu dengan sebaik-baiknya.

Bayangkan kita sedang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bali on the road. Lalu kita menggunakan jalur tol dan sempat mampir ke beberapa rest area untuk satu atau beberapa keperluan. Kita hanya mampir ke rest area untuk menunaikan keperluan kita, itu saja. Datang baik-baik, tidak perlu menimbulkan kekisruhan, lalu meninggalkan tempat itu dalam kondisi baik-baik pula, dan melanjutkan lagi perjalanan kita. Bisa kan? Karena kita bukan akan menghabiskan kesenangan kita di rest area, namun di Bali. Ya.. semacam itulah. Maka tidak perlu menghabiskan energi terlalu banyak untuk satu tempat yang hanya akan menjadi tempat singgah sementara, apalagi jika harus berbuat onar dan menggadaikan harga diri serta keimanan.

Namanya perjalanan, yang melakukan bukan kita saja bukan? Dalam prosesnya nanti kita akan berpapasan atau bersinggungan dengan beberapa musafir juga. Dalam pertemuan atau persinggungan itu beberapa akan biasa saja dan beberapa lainnya akan meninggalkan kesan untuk kita. Lantas apakah itu harus serta merta merubah niat awal kita? Bagus sih kalau mampu membuat kita menjadi lebih baik. Namun jika pertemuan yang merupakan satu dari sekian banyak itu harus merusak niat baik dan karakter kita, apa tidak rugi namanya? Sudah jelas bahwa kita harus menyiapkan diri untuk kesenangan yang lebih besar di tujuan akhir kita kok. Kenapa harus mempersilakan siapapun atau apapun merusak rencana kita? Semua yang datang dan pergi itu sebaiknya dijadikan pelajaran saja, sebagai bahan untuk kita renungkan.

Leave a comment